Sepenggal tulisan yang sebenarnya bukan untuk saya, tapi berhasil menggetarkan, hingga memicu kelenjar air mata untuk menghasilkan cairan meskipun tak banyak dan membuat kelopak mata tak mampu untuk menampungnya.
Tulisan itu bercerita tentang cinta, pengakuan, dan permohonan pada Sang Pemilik dan Pemberi Cinta. Bahwa tak ada salah dengan mencinta, tapi niat dan cara akan mempengaruhi hasil akhir. Bahwa ada sekelebat citra yang senantiasa muncul diharinya. bahwa pada akhirnya ia ingin mencinta dengan cara yang benar dan memperoleh cinta dengan cara yang benar pula. pengakuan tentang keraguan akan kemampuan.a untuk istiqomah pada jalan yang dibenarkan.Nya. permohonan untuk memberinya petunjuk dan kekuatan agar dimudahkan pada jalan yang dibenarkan.Nya. dan tentunya rasa syukur yang tiada batas terhadap.Nya karena senantiasa memberinya petunjuk, tuntunan dan alarm2 kecil sebagai pengingat setiap geriknya.
wahai dirimu..
tenanglah.. ketika kamu berjalan menuju.Nya maka Dia akan berlari menujumu. berserahlah kepada.Nya. Karena sesungguhnya jalan ceritamu sudah ditentukan oleh.Nya. Bagianmu sudah ditetapkan.Nya. Diatas sana sudah ada buku cerita yang bertuliskan namamu lengkap dengan cerita yang sangat indah. bahkan mungkin jauh lebih indah dari yang kau bayangkan.
wahai dirimu...
tak usah gundah, saat ini tugasmu hanyalah berserah diri dan memantaskan diri. Bukankah cita-citamu ingin membangun peradaban dibawah panji.Nya. dengan harapan yang begitu mulia Insyaallah Dia-pun akan memberikan jalan dan cara yang mulia.
wahai diriku...
tak usah jugalah kau bergundah gulana. karena bagianmu pun sudah ditetapkan. lebih indah dari yang selama ini kau bayangkan...
wahai diriku...
bukankah kamu bagian dari peradaban ini? maka luruskan lah kembali niatmu. azzamkan lagi tujuanmu, perbaiki lagi dirimu, maka sesungguhnya kamu sedang memperbaiki peradaban ini..
Ya Allah Sang Pemberi Kehidupan,,, genapkan lah bagian kami yang belum tergenapkan dengan cara yang terindah menurut ketetapan.Mu
Tulisan itu bercerita tentang cinta, pengakuan, dan permohonan pada Sang Pemilik dan Pemberi Cinta. Bahwa tak ada salah dengan mencinta, tapi niat dan cara akan mempengaruhi hasil akhir. Bahwa ada sekelebat citra yang senantiasa muncul diharinya. bahwa pada akhirnya ia ingin mencinta dengan cara yang benar dan memperoleh cinta dengan cara yang benar pula. pengakuan tentang keraguan akan kemampuan.a untuk istiqomah pada jalan yang dibenarkan.Nya. permohonan untuk memberinya petunjuk dan kekuatan agar dimudahkan pada jalan yang dibenarkan.Nya. dan tentunya rasa syukur yang tiada batas terhadap.Nya karena senantiasa memberinya petunjuk, tuntunan dan alarm2 kecil sebagai pengingat setiap geriknya.
wahai dirimu..
tenanglah.. ketika kamu berjalan menuju.Nya maka Dia akan berlari menujumu. berserahlah kepada.Nya. Karena sesungguhnya jalan ceritamu sudah ditentukan oleh.Nya. Bagianmu sudah ditetapkan.Nya. Diatas sana sudah ada buku cerita yang bertuliskan namamu lengkap dengan cerita yang sangat indah. bahkan mungkin jauh lebih indah dari yang kau bayangkan.
wahai dirimu...
tak usah gundah, saat ini tugasmu hanyalah berserah diri dan memantaskan diri. Bukankah cita-citamu ingin membangun peradaban dibawah panji.Nya. dengan harapan yang begitu mulia Insyaallah Dia-pun akan memberikan jalan dan cara yang mulia.
wahai diriku...
tak usah jugalah kau bergundah gulana. karena bagianmu pun sudah ditetapkan. lebih indah dari yang selama ini kau bayangkan...
wahai diriku...
bukankah kamu bagian dari peradaban ini? maka luruskan lah kembali niatmu. azzamkan lagi tujuanmu, perbaiki lagi dirimu, maka sesungguhnya kamu sedang memperbaiki peradaban ini..
Ya Allah Sang Pemberi Kehidupan,,, genapkan lah bagian kami yang belum tergenapkan dengan cara yang terindah menurut ketetapan.Mu
Komentar
Posting Komentar